“Kami datang ke Bank Jatim ini setelah cuti dua bulan. Kami datang terkait bansos (insentif), khususnya bagi guru ngaji baik muslim maupun non muslim,” kata Hendy saat dikonfirmasi usai kunjungannya. Ia menyebut kedatangannya kali ini juga termasuk untuk marbot dan hibah, yang semestinya ditindaklanjuti dalam tempo sesingkatnya. Selain itu, tanggal 13 November lalu telah ada surat edaran dari Wakil Menteri Dalam Negeri untuk kaitan dengan pilkada. Seluruh bansos lanjut Hendy, tidak bisa direalisasikan lebih dahulu. Hendy sebatas melakukan pengecekan dan memastikan insentif bagi guru ngaji cair.
“Untuk meyakinkan kembali apakah sudah tidak ada problem lagi, nanti kalau sudah tidak ada problem lagi, harapan kami setelah pilkada selesai setelah selesai-blosan. Sesuai surat edaran Wakil Menteri dalam Negeri, kami berharap itu sudah bisa direalisasikan, itu harapan kami,” ujarnya. Menanggapi hal itu, Pemimpin Bidang Operasional Bank Jatim Cabang Jember Yulis Retno Widyani menyatakan permasalahan yang dibawa Hendy adalah hal yang wajar. Khususnya intensif guru gaji, hal tersebut bisa seera cair asal memenuhi persyaratan.
“Terkait pembukaan rekening, kita sebelumnya sudah koordinasi dengan pihak Kesra sebagai leading sektornya dan sudah siap terkait pembukaan rekening itu dan kita kembalikan kepada pihak Pemda untuk melakukan proses lebih lanjut,” ujar Yulis. Lebih lanjut dikatakan, tanggal 28 November lusa, keluar SPM (Surat Perintah Membayar) nya dan tanggal 29 November SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana) nya baru dikeluarkan. Kemudian tanggal 30 November nya baru akan diupload untuk masuk rekening.