Hendy yang juga ikut didoakan lewat acara ruwatan, dengan kakinya dibasuh bunga kembang tujuh rupa oleh panitia acara. Mengatakan, juga memiliki harapan untuk dirinya serta seluruh masyarakat Jember.
“Dulu kita pernah jaya tahun 80 an, sekarang harus terwujud kembali. Ini bentuk kebersamaan budaya, jangan su’udzon, tapi husnudzon. Tercipta pemikiran baik untuk Jember, Jawa Timur, dan Indonesia selamat semua,” ujarnya.
Diketahui dari acara ruwatan, ada etnis dari wilayah Timur Indonesia juga ikut dalam kegiatan.
Perempuan dari Etnis Lobamora Nusa Tenggara Timur (NTT) bernama Yustina Wayan Rudja itu mengaku bangga dan bersyukur. Di Jember dapat digelar acara yang bisa mempersatukan seluruh suku bangsa, etnis, dan agama yang berbeda.
“Selama 33 tahun saya di Jember, sebelumnya belum pernah mengikuti kegiatan seperti ini. Tadi kami bertemu dengan etnis Tionghoa, Madura, Batak, Jawa. Pokoknya senang sekali bisa berkumpul jadi satu dan saling mengenal lagi,” ucap Yustina.
“Semoga ruwatan ini lebih luas lagi ke seluruh Jember. Sehingga masyarakat dan (seluruh) etnis yang ada di Jember bisa saling berkumpul dan bersatu lagi. Serta lebih saling guyup untuk kemajuan bumi di Jember,” sambungnya.